Pejabat Dipenjara Akibat Presiden "Dikasari" Saat Bermain Sepak Bola

Senin, 05 Maret 2018 | 02:00:04 WIB
Dua pejabat dipenjara atas tuduhan "konspirasi melawan Presiden Burundi" (kanan). foto/getty images

Riauaktual.com - Dua pejabat sebuah daerah dijebloskan ke dalam penjara setelah Presiden Burundi di kawasan Afrika Timur diduga 'dikasari' saat bermain dalam sebuah pertandingan sepak bola.

Kisah ini bermula ketika kesebelasan Haleluya FC bertanding melawan tim dari Kota Kiremba, yang berada di bagian utara Burundi, pada 3 Februari lalu.

Haleluya FC diperkuat oleh Presiden Pierre Nkurunziza, seorang penggemar sepak bola sekaligus penganut Kristen taat yang banyak menghabiskan waktu 'blusukan' ke berbagai daerah di negaranya.

Setiap bepergian bersama Haleluya FC, sang presiden tak hanya membawa sepatu bola. Dia juga mengajak serta paduan suara "Komeza gusenga"—yang berarti 'berdoa tanpa henti' dalam bahasa Kirundi.

Biasanya apabila Nkurunziza bermain sepak bola, pihak lawan paham bahwa mereka tengah berhadapan dengan presiden. Karena itu, mereka tidak bermain ngototdan tak jarang membiarkan Nkurunziza mencetak gol.

Namun, yang terjadi pada pertandingan melawan Kiremba berbeda dari biasanya.

Sebagaimana dituturkan seorang saksi mata kepada kantor berita AFP, tim Kiremba yang kebanyakan beranggotakan pengungsi dari Kongo itu tampaknya tidak tahu mereka bermain dengan presiden Burundi sehingga mereka "menyerang setiap kali dia menguasai bola dan membuatnya terjatuh beberapa kali".

Alhasil, pemimpin daerah Kiremba, Cyriaque Nkezabahizi, dan asistennya, Michel Mutama, dipenjara pada Kamis (01/03).

Mengutip sumber pengadilan, AFPmelaporkan bahwa kedua sosok tersebut ditangkap atas tuduhan "konspirasi melawan presiden".

Rekam jejak Nkurunziza tidak bisa dibilang bersih. Pada 2017, sang presiden dan pemerintahannya disebut dalam laporan PBB yang menyatakan ada bukti kuat telah terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan di Burundi.

Laporan itu mengungkap keterlibatan pasukan pemerintah—serta kelompok-kelompok oposisi—dalam pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan setelah aksi kekerasan berlangsung pada 2015.

Rangkaian peristiwa itu dipicu setelah Nkurunziza memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya.

Belakangan dia dipilih kembali dalam pemilihan umum yang diboikot kubu oposisi. (Wan)

 

Sumber: tribunnews.com/bbcindonesia

Terkini

Terpopuler